Tugas Makalah :
Metode Belajar Dan Pembelajaran
Dosen : Ust .Rosidin
Dosen : Ust .Rosidin
NAMA
:
HERI
SISWANTO
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah “Teori Belajar dan Pembelajaran”
FAKULTAS TARBIYAH
STAI MA'HAD ALY AL-HIKAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadiran
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahNya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “TEORI
BELAJAR KOGNITIVISME DAN TEORI GESTALT”.
Penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1.
Bapak Rosidin. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori
Belajar dan Pembelajaran.
2.
Rekan-Rekan penyusun yang telah memberikan
bantuan, baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapakan oleh penulis untuk
menyempurnakan makalah ini. Namun dalam penulisan makalah ini memiliki tujuan
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta diridlai oleh Allah SWT
amin.
Wiyurejo,
19 maret 2013
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
B. Tujuan .........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Belajar kognitivisme
1. Pengertian kognitivisme .........................................................
2. Tokoh Kognitivisme ..............................................................
3. Contoh Penerapan Teori Belajar Kognitivisme ......................
B. Teori gestalt
1. Pengertian gestalt ...................................................................
2. Tokoh gestalt .........................................................................
3. Contoh Penerapan Teori gestalt .............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................
B. Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Perubahan tingkah laku bukan di lihat dari perubahan sifat-sifat fisik
misalnya tinggi dan berat badan,yang terjadi sebagai suatu perubahan fisiologis
dalam besar otot/efisiensi dari proses-prosessirkulasi dan respirasi. Perubahan
ini tidak termasuk belajar, perilaku
berbicara, menulis, bergerak dan lainnya memberi kesempatan
kepada manusia untuk mempelajari perilaku-perilaku seperti berfikir, merasa, mengingat dan memecahkan masalah dan lain-lainnya perubahan ini
termasuk hasil belajar. Sedangkan
istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan tingkah laku yang
dapat di anggap mewakili belajar.
Proses belajar tidak hanya tergantung kepada orang lain,tapi pada
individu yang belajar. Anak belajar tidak hanya verbalisme tetapi dari
mengalami sendiri dalam lingkungan yang alamiah. Anak harus tahu makna belajar
dan menggunakan pengetahuan serta ketrampilan
yang telah di peroleh untuk memecahkan masalah hidup.
Belajar merupakan
proses terbentuknya tingkah laku baru yang di sebabkan individu merespon
lingkungan melalui pengalaman pribadi. Belajar sebagai proses akan terarah
kepada tercapainya tujuan dari pihak siswa maupun guru,banyak sekali teori
belajar menurut literatur psikologi. Teori itu bersumber dari teori
atau aliran-aliran psikologi. Secara garis besar di kenal ada 3 rumpun besar
teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu teori Behaviorisme,
Kognitifisme, Konstruktivisme dan Humanisme. Dalam makalah ini akan membahas
teori Kognitifisme dan Teori Gestalt
B.
Tujuan
1.
Memenuhi tugas mata kuliah Teori
Belajar dan Pembelajaran
2.
Mengetahui teori belajar
kognitivisme
3.
Peserta didik diharapkan lebih
paham mengenai teori belajar kognitivisme
4.
Peserta didik mampu memilih dan
menerapkan teori belajar tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Teori Belajar Kognitivisme
1.
Pengertian Kognitivisme
Teori belajar
Kognitivisme yaitu kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan.
Menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. Jadi
menurut teori Kognitivisme pendidikan itu sendiri di hasilkan dari proses
belajar anak didik itu sendiri
Teori Kognitif di
kembangkan oleh para ahli Psikologi Kognitif, teori ini berbeda dengan Behaviorisme, bahwa yang utama
pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing)
dan bukan respons.
2.
Tokoh Teori Kognitivisme
a.
Edward C.Tollman
Meneliti proses kognitif dalam belajar dengan
penelitisn eksperimen bagaimana tikus jalan melintasi masuk teka-teki berupa
jalan yang ruwet. Eksperimen tollman menunjukan bahwa belajar adalah lebih dari
sekedar memperkuat respon melalui penguatan.
b.
Jerome Bruner
Dalam bukunya tersebut bruner mendifinisikan
proses kognitif sebagai
“alat organisme untuk memperoleh,menyimpan,dan mentransformasi informasi” gagasan utama bruner di dasarkan kategorisasi “memahami kategorisasi,konseptualisasi adalah kategorisasi”. Bruner berpendapat tentang adanya suatu sistem pengkodean di mana orang membentuk susunan hirarkis dari kategori-kategori yangsaling berhubungan.
“alat organisme untuk memperoleh,menyimpan,dan mentransformasi informasi” gagasan utama bruner di dasarkan kategorisasi “memahami kategorisasi,konseptualisasi adalah kategorisasi”. Bruner berpendapat tentang adanya suatu sistem pengkodean di mana orang membentuk susunan hirarkis dari kategori-kategori yangsaling berhubungan.
c.
Avram Noam Chomsky
Menurut chomsky kapasitas manusia untuk belajar
bahasa adalah bawaan. Ia memiliki teori bahwa otak manusia memiliki hardware
untuk bahasa sebagai hasil dari evolusi. Chomsky menekankan contoh-contoh
perolehan bahasa yang cepat oleh anak-anak,termasuk cpat berkembangnya
kemampuan untuk membentuk kalimat yang sesuai kata bahasa.
d.
Jean Piaget
Teorinya tentang perkembangan kognitiv anak
merupakan salah satu tonggak munculnya kognitivisme. Perkembangan kognitivisme
merupakan pertumbuhan logika,berfikir dari bayi sampai dewasa. Piaget memiliki
asumsi dasar kecerdasan manusia dan biologi organisme berfungsi dengan cara
yang sama. Pengetahuan merupakan interaksi antara individu dan lingkungan.
Outcome dari perkembangan kognitif adalah konstruksi dari schema
kegiatan,operasi konkrit dan operasi normal. Komponen perkembangan kognitif
adalah asimilasi dan akomodasi,yang di atur secara seimbang. Memfasilitasi
berfikir logis melalui espirimentasi dengan obyek nyata yang didukung oleh
interaksi antara PR dan guru.
e.
Lev Vogotsky
Semula pengaruh teori pavlov,vygotsky berbalik
menentangnya karena ia berpendapat bahwa stimulus dan respon saja tidak cukup
untuk menjelaskan tentang realitas aktivitas manusia. Aktivitas yang di lakukan
manusia membutuihkan mediator ekstra melalui alat atau bahasa. Ia juga
berpendapat bahwa ada perbedaan antara konsep dan bahasa ketika seseorang masih
belia,tetapi sejalan dengan perjalanan waktu,keduanya akan menyatu. Bahasa
mengekspresikan konsep,dan konsep di gunakan dalam bahasa. Menurut
vygotski,orang dewasa yang sensitif akan peduli terhadap kesiapan anak untuk
tantangan baru,sehingga mnereka dapat menyusun kegiatan yang cocok untuk
menegmbangkan ketrampilan baru. Orang dewasa berperan sebagai mentor dan
guru,mengarahkan anak ke dalam zone of priximal development istilah dari
vigotsky yang berarti suatu zona perkembangan di mana anak tidak mampu
melakukan suatu kegiatan belajar tanpa bantuan namun dapat melakukannya secara
baik di bawah bimbingan orang dewasa. Ketika anak-anak berpartisipasi dalam
kegiatan sehari-hari seperti ini dengan orang tua,guru,dan orang lain mereka
akan secara bertahap mempelajari praktek budaya,nilai-nilai,ketrampilan.
3. Contoh Penerapan
Teori Belajar Kognitivisme
Seorang siswa berinterksi dengan
lingkungannya melalui upaya mengasimilasikan berbagi informasi ke dalam
struktur kognitifnya. Dalam proses asimilasi tersebut perilaku individu di
perintah struktrur kognitifnya.
B.
Teori gestalt
1. Pengertian Teori
Belajar Gestalt (Pola)
Belajar adalah semua aktivitas yang menuju ke arah perubahan. Pembelajaran juga perlu di dukung oleh adanya suatu Teori dalam belajar, adapun salah satu dari teori tersebut adalah Teori belajar Gestalt. Ahli – ahli psikologi Gestalt berpandangan navistik,dalam arti ketika menafsirkan interaksi antara individu dan lingkungan ahli-ahli tersebut menganggap bahwa yang menentukan adalah bagaimana caranya individu itu menghadapi linkungannya, misalnya saja dalam melihat corak,dimensi ketiga dan objek lain-lain .
Dengan kata lain bahwa pada hakekatnya yang menentukan proses belajar adalah tergantung pada pengaturan objek-objek yang dilihat kini dan bukan hasil belajar di masa lampau. Dan teori belajar gestalt ini mewakili aliran-aliran yang bersifat molar,dimana para ahli yang mengikuti aliran ini menganggap yang primer adalah keseluruhan,bukan bagian-bagian. Misalnya lagu,lagu adalah lebih dari jumlah nada-nada.
Orang yang dipandang menjadi perintis dalam teori Gestalt adalah Max Wertherimer di Jerman. Gestalt pada bahasa Jerman adaalah suatu konvigurasi, kesatuan atau keseluruhan. Menurut teori Geslalt ini belajar dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian suatu keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain.
Dengan kata lain bahwa belajar, siswa dapat menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Permulaan Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (Persepsi) dan mencapai sukses yang terbesar di dalam lapangan ini. Di samping itu teori Gestalt sangat menekankan insight.
Belajar adalah semua aktivitas yang menuju ke arah perubahan. Pembelajaran juga perlu di dukung oleh adanya suatu Teori dalam belajar, adapun salah satu dari teori tersebut adalah Teori belajar Gestalt. Ahli – ahli psikologi Gestalt berpandangan navistik,dalam arti ketika menafsirkan interaksi antara individu dan lingkungan ahli-ahli tersebut menganggap bahwa yang menentukan adalah bagaimana caranya individu itu menghadapi linkungannya, misalnya saja dalam melihat corak,dimensi ketiga dan objek lain-lain .
Dengan kata lain bahwa pada hakekatnya yang menentukan proses belajar adalah tergantung pada pengaturan objek-objek yang dilihat kini dan bukan hasil belajar di masa lampau. Dan teori belajar gestalt ini mewakili aliran-aliran yang bersifat molar,dimana para ahli yang mengikuti aliran ini menganggap yang primer adalah keseluruhan,bukan bagian-bagian. Misalnya lagu,lagu adalah lebih dari jumlah nada-nada.
Orang yang dipandang menjadi perintis dalam teori Gestalt adalah Max Wertherimer di Jerman. Gestalt pada bahasa Jerman adaalah suatu konvigurasi, kesatuan atau keseluruhan. Menurut teori Geslalt ini belajar dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian suatu keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain.
Dengan kata lain bahwa belajar, siswa dapat menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Permulaan Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (Persepsi) dan mencapai sukses yang terbesar di dalam lapangan ini. Di samping itu teori Gestalt sangat menekankan insight.
2. Tokoh-Tokoh
Teori Gestalt
Adapun tokoh-tokoh teori Gestalt antara lain :
a. Max
Wertheimer
Max Wertheimer lahir di
Prague/ Praha pada tanggal 15 April 1880. Dia belajar bersama Stumpf di Berlin
selama beberapa tahun. Kemudian mendapat gelar doktoralnya dari Kulpe di
University of Wurzburg pada tahun 1904-1910.
Wertheimer pergi ke Institut Psikologi
University of Franfurt yang pada akhirnya dipertemukan dengan Wolfgang Kohler
dan Kurt Koffka yang kemudian menjadi subjek eksperimennya.
Wertheimer merupakan kekuatan
intelektual penuntun diantara para pendiri psikologi Gestalt. Pada tahun 1933,
dia pergi ke Amerika Serikat untuk menyelamatkan diri dari berbagai masalah
yang terjadi di Jerman.
Di sana dia menulis buku terkenalnya “Productive Thinking” yang
berisi tentang psikologi kognitif dalam perspektif Gestalt, yang dipublikasikan
pada tahun 1945 setelah kematiannya oleh anaknya.[2]
b. Wolfgang Kohler.
Wolfgang Kohler lahir pada
tanggal 21 Januari 1887, di Re Val, Estonia. Dia menerima gelar Ph. Dan pada
tahun 1908 dari University of Berlin. Kemudian menjadi asisten di Institute
Psikologi Frankfurt yang mempertemukannya dengan Max Wertheimer.
Tahun 1913 mendapat tugas belajar ke Antrhopoid Station, Tenerife di
kepulauan Canary dan tinggal di sana sampai tahun 1920.
Pada tahun 1917 ia menulis buku paling terkenalnya “Intelegenzprufungen
An Menschenaffen” yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun
1925 dengan judul The Mentality of Apes. Pada tahun 1922 Kohler menjadi
ketua dan direktur laboratorium psikologi di University of Berlin dan tinggal
di sana sampai pensiun.[3]
c. Kurt
Koffka
Kurt Koffka lahir pada tanggal 18 Maret 1886 di
Berlin. Dia juga mendapat gelar Ph.D dari University of Berlin pada tahun 1909
dan juga menjadi asisten di Frankfurt.
Pada tahun 1911, Koffka pergi ke University of Gressen dan mengajar
di sana sampai tahun 1927. Ketika di sana, dia menulis buku “Growt Of The
Main : An Introduction To Child Psychology” (1912). Pada tahun 1922, dia
menulis sebuah artikel untuk Psychological Bulletin yang memperkenalkan
program Gestalt kepada pembaca Amerika Serikat. Tahun 1927, Koffka meninggalkan
Amerika Serikat untuk mengajar di Smith College dan mempublikasikan “Principles
Of Gestalt Psychology”.[4]
3.contoh penerapan gestalt
Penerapan teori Gestalt
dalam proses pembelajaran antara lain : Pengalaman tilikan (insight); bahwa
tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses
pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa. Pembelajaran
yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan
menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar kognitifisme dan gestalt merupakan upaya utuk mendeskripsikan bagaimana
manusia belajar sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari belajar. Pada dasarnya teori kognitifisme sehingga ada
varian,gagasa utama ataupun tokoh yang tidak dapat di masukan menjadi teori
tersendiri. Yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik
untuk di terapkan pada kawasan tertentu. Pemahaman ini penting untuk dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Saran
Guru sebagai
pembelajar memiliki kewajiban mencari,menemukan dan di harapkan memecahkan masalah-masalah
belajar siswa. Dalam pencarian dan penemuan masalah-masalah tersebut secara
profesional guru dapat melakukan langkah-langkah berupa:
1. Pengamatan perilaku
belajar dalam kegiatan belajar mengajar
2. Analisis hasil
belajar untuk memberi makna apakah pembelajaran berlangsung sesai yang di
rencanakan
3. Melakukan tes hasil
belajar untuk mengukur kemajuan belajar siswa.
Selain dengan
langkah-langkah tersebut guru juga bisa dengan menerapkan teori lain seperti
teori belajar behaviorisme dan teori belajar kognitivisme. Dengan demikian maka
pendidik akanmemiliki cara mengajar yang bervariasi/berbeda sehingga tidak
menimbulkan kejenuhan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sagala, Syaiful (2010). Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
- http://tip.psychology.org/wertheim.html
- http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/
- http://www.learningandteaching.info/learning/gestalt.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar