assalamu'alaikum WR WB . selamat datang di tempat file saya (heri siswanto) disini banyak sekali file-file simpanan saya yang mungkin anda akan berminat dan juga saya mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan anda semoga isi dan lagu yang saya sediakan bisa sedikit menghibur anda di sa'at istirahat atau sambil bekerja file heri: Teori Belajar dan Pembelajaran Naruto Uzumaki Pointing Finger"), auto;}

Rabu, 26 Februari 2014

Teori Belajar dan Pembelajaran



                               Tugas Makalah : Metode Belajar Dan Pembelajaran
                                                       Dosen : Ust .Rosidin






















                                                                 NAMA :
                                                        HERI SISWANTO

Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah “Teori Belajar dan Pembelajaran”


                                                  FAKULTAS TARBIYAH
                                           STAI MA'HAD ALY AL-HIKAM
                                                Jl. Cengger Ayam, 25 Malang









KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadiran Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “TEORI BELAJAR KOGNITIVISME DAN TEORI GESTALT”.
Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.         Bapak Rosidin. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.
2.         Rekan-Rekan penyusun yang telah memberikan bantuan, baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapakan oleh penulis untuk menyempurnakan makalah ini. Namun dalam penulisan makalah ini memiliki tujuan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta diridlai oleh Allah SWT amin.

Wiyurejo, 19 maret 2013


Daftar Isi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ...........................................................................  
B.  Tujuan .........................................................................................  
BAB II PEMBAHASAN
A.  Teori Belajar kognitivisme
1. Pengertian kognitivisme .........................................................  
2. Tokoh Kognitivisme ..............................................................  
3. Contoh Penerapan Teori Belajar Kognitivisme ......................  
B.  Teori gestalt
1. Pengertian gestalt ...................................................................  
2. Tokoh gestalt .........................................................................  
3. Contoh Penerapan Teori gestalt .............................................  
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan ................................................................................
B.  Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................  


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar belakang
Perubahan tingkah laku bukan di lihat dari perubahan sifat-sifat fisik misalnya tinggi dan berat badan,yang terjadi sebagai suatu perubahan fisiologis dalam besar otot/efisiensi dari proses-prosessirkulasi dan respirasi. Perubahan ini tidak termasuk belajar, perilaku berbicara, menulis, bergerak dan lainnya memberi kesempatan kepada manusia untuk mempelajari perilaku-perilaku seperti berfikir, merasa, mengingat dan memecahkan masalah dan lain-lainnya perubahan ini termasuk hasil belajar. Sedangkan  istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan tingkah laku yang dapat di anggap mewakili belajar.
Proses belajar tidak hanya tergantung kepada orang lain,tapi pada individu yang belajar. Anak belajar tidak hanya verbalisme tetapi dari mengalami sendiri dalam lingkungan yang alamiah. Anak harus tahu makna belajar dan menggunakan pengetahuan serta ketrampilan  yang telah di peroleh untuk memecahkan masalah hidup.
Belajar merupakan proses terbentuknya tingkah laku baru yang di sebabkan individu merespon lingkungan melalui pengalaman pribadi. Belajar sebagai proses akan terarah kepada tercapainya tujuan dari pihak siswa maupun guru,banyak sekali teori belajar menurut literatur  psikologi. Teori itu bersumber dari teori atau aliran-aliran psikologi. Secara garis besar di kenal ada 3 rumpun besar teori belajar menurut pandangan psikologi yaitu teori Behaviorisme, Kognitifisme, Konstruktivisme dan Humanisme. Dalam makalah ini akan membahas teori Kognitifisme dan Teori Gestalt
B.       Tujuan
1.      Memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran
2.         Mengetahui teori belajar kognitivisme
3.         Peserta didik diharapkan lebih paham mengenai teori belajar kognitivisme
4.         Peserta didik mampu memilih dan menerapkan teori belajar tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Teori Belajar Kognitivisme
1.    Pengertian Kognitivisme
Teori belajar Kognitivisme yaitu kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan. Menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. Jadi menurut teori Kognitivisme pendidikan itu sendiri di hasilkan dari proses belajar anak didik  itu sendiri
Teori Kognitif di kembangkan oleh para ahli Psikologi Kognitif, teori ini berbeda dengan Behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons.

2.    Tokoh Teori Kognitivisme
a.    Edward C.Tollman
Meneliti proses kognitif dalam belajar dengan penelitisn eksperimen bagaimana tikus jalan melintasi masuk teka-teki berupa jalan yang ruwet. Eksperimen tollman menunjukan bahwa belajar adalah lebih dari sekedar memperkuat respon melalui penguatan.
b.    Jerome Bruner
Dalam bukunya tersebut bruner mendifinisikan proses kognitif sebagai
“alat organisme untuk memperoleh,menyimpan,dan mentransformasi informasi” gagasan utama bruner di dasarkan kategorisasi “memahami kategorisasi,konseptualisasi adalah kategorisasi”. Bruner berpendapat tentang adanya suatu sistem pengkodean di mana orang membentuk susunan hirarkis dari kategori-kategori yangsaling berhubungan.
c.    Avram Noam Chomsky
Menurut chomsky kapasitas manusia untuk belajar bahasa adalah bawaan. Ia memiliki teori bahwa otak manusia memiliki hardware untuk bahasa sebagai hasil dari evolusi. Chomsky menekankan contoh-contoh perolehan bahasa yang cepat oleh anak-anak,termasuk cpat berkembangnya kemampuan untuk membentuk kalimat yang sesuai kata bahasa.
d.   Jean Piaget
Teorinya tentang perkembangan kognitiv anak merupakan salah satu tonggak munculnya kognitivisme. Perkembangan kognitivisme merupakan pertumbuhan logika,berfikir dari bayi sampai dewasa. Piaget memiliki asumsi dasar kecerdasan manusia dan biologi organisme berfungsi dengan cara yang sama. Pengetahuan merupakan interaksi antara individu dan lingkungan. Outcome dari perkembangan kognitif adalah konstruksi dari schema kegiatan,operasi konkrit dan operasi normal. Komponen perkembangan kognitif adalah asimilasi dan akomodasi,yang di atur secara seimbang. Memfasilitasi berfikir logis melalui espirimentasi dengan obyek nyata yang didukung oleh interaksi antara PR dan guru.
e.    Lev Vogotsky
Semula pengaruh teori pavlov,vygotsky berbalik menentangnya karena ia berpendapat bahwa stimulus dan respon saja tidak cukup untuk menjelaskan tentang realitas aktivitas manusia. Aktivitas yang di lakukan manusia membutuihkan mediator ekstra melalui alat atau bahasa. Ia juga berpendapat bahwa ada perbedaan antara konsep dan bahasa ketika seseorang masih belia,tetapi sejalan dengan perjalanan waktu,keduanya akan menyatu. Bahasa mengekspresikan konsep,dan konsep di gunakan dalam bahasa. Menurut vygotski,orang dewasa yang sensitif akan peduli terhadap kesiapan anak untuk tantangan baru,sehingga mnereka dapat menyusun kegiatan yang cocok untuk menegmbangkan ketrampilan baru. Orang dewasa berperan sebagai mentor dan guru,mengarahkan anak ke dalam zone of priximal development istilah dari vigotsky yang berarti suatu zona perkembangan di mana anak tidak mampu melakukan suatu kegiatan belajar tanpa bantuan namun dapat melakukannya secara baik di bawah bimbingan orang dewasa. Ketika anak-anak berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari seperti ini dengan orang tua,guru,dan orang lain mereka akan secara bertahap mempelajari praktek budaya,nilai-nilai,ketrampilan.

3.    Contoh Penerapan Teori Belajar Kognitivisme
Seorang siswa berinterksi dengan lingkungannya melalui upaya mengasimilasikan berbagi informasi ke dalam struktur kognitifnya. Dalam proses asimilasi tersebut perilaku individu di perintah struktrur kognitifnya.

B.       Teori gestalt
1. Pengertian Teori Belajar Gestalt (Pola)
Belajar adalah semua aktivitas yang menuju ke arah perubahan. Pembelajaran juga perlu di dukung oleh adanya suatu Teori dalam belajar, adapun salah satu dari teori tersebut adalah Teori belajar Gestalt. Ahli – ahli psikologi Gestalt berpandangan navistik,dalam arti ketika menafsirkan interaksi antara individu dan lingkungan ahli-ahli tersebut menganggap bahwa yang menentukan adalah bagaimana caranya individu itu menghadapi linkungannya, misalnya saja dalam melihat corak,dimensi ketiga dan objek lain-lain .
Dengan kata lain bahwa pada hakekatnya yang menentukan proses belajar adalah tergantung pada pengaturan objek-objek yang dilihat kini dan bukan hasil belajar di masa lampau. Dan teori belajar gestalt ini mewakili aliran-aliran yang bersifat molar,dimana para ahli yang mengikuti aliran ini menganggap yang primer adalah keseluruhan,bukan bagian-bagian. Misalnya lagu,lagu adalah lebih dari jumlah nada-nada.
Orang yang dipandang menjadi perintis dalam teori Gestalt adalah Max Wertherimer di Jerman. Gestalt pada bahasa Jerman adaalah suatu konvigurasi, kesatuan atau keseluruhan. Menurut teori Geslalt ini belajar dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada bagian-bagian suatu keseluruhan terdiri atas bagian-bagian yang mempunyai hubungan satu sama lain.
Dengan kata lain bahwa belajar, siswa dapat menangkap makna dari hubungan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Permulaan Psikologi Gestalt bermula pada lapangan pengamatan (Persepsi) dan mencapai sukses yang terbesar di dalam lapangan ini. Di samping itu teori Gestalt sangat menekankan insight.

      2. Tokoh-Tokoh Teori Gestalt

      Adapun tokoh-tokoh teori Gestalt antara lain :

      a.     Max Wertheimer

      Max Wertheimer lahir di Prague/ Praha pada tanggal 15 April 1880. Dia belajar bersama Stumpf di Berlin selama beberapa tahun. Kemudian mendapat gelar doktoralnya dari Kulpe di University of Wurzburg pada tahun 1904-1910.
   Wertheimer pergi ke Institut Psikologi University of Franfurt yang pada akhirnya dipertemukan dengan Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka yang kemudian menjadi subjek eksperimennya.
   Wertheimer merupakan kekuatan intelektual penuntun diantara para pendiri psikologi Gestalt. Pada tahun 1933, dia pergi ke Amerika Serikat untuk menyelamatkan diri dari berbagai masalah yang terjadi di Jerman.
      Di sana dia menulis buku terkenalnya “Productive Thinking” yang berisi tentang psikologi kognitif dalam perspektif Gestalt, yang dipublikasikan pada tahun 1945 setelah kematiannya oleh anaknya.[2]

      b.     Wolfgang Kohler.

     Wolfgang Kohler lahir pada tanggal 21 Januari 1887, di Re Val, Estonia. Dia menerima gelar Ph. Dan pada tahun 1908 dari University of Berlin. Kemudian menjadi asisten di Institute Psikologi Frankfurt yang mempertemukannya dengan Max Wertheimer.
     Tahun 1913 mendapat tugas belajar ke Antrhopoid Station, Tenerife di kepulauan Canary dan tinggal di sana sampai tahun 1920.
      Pada tahun 1917 ia menulis buku paling terkenalnya “Intelegenzprufungen An Menschenaffen” yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1925 dengan judul The Mentality of Apes. Pada tahun 1922 Kohler menjadi ketua dan direktur laboratorium psikologi di University of Berlin dan tinggal di sana sampai pensiun.[3]

     c.     Kurt Koffka

      Kurt Koffka lahir pada tanggal 18 Maret 1886 di Berlin. Dia juga mendapat gelar Ph.D dari University of Berlin pada tahun 1909 dan juga menjadi asisten di Frankfurt.
     Pada tahun 1911, Koffka pergi ke University of Gressen dan mengajar di sana sampai tahun 1927. Ketika di sana, dia menulis buku “Growt Of The Main : An Introduction To Child Psychology” (1912). Pada tahun 1922, dia menulis sebuah artikel untuk Psychological Bulletin yang memperkenalkan program Gestalt kepada pembaca Amerika Serikat. Tahun 1927, Koffka meninggalkan Amerika Serikat untuk mengajar di Smith College dan mempublikasikan “Principles Of Gestalt Psychology”.[4]



3.contoh penerapan gestalt
      Penerapan teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain : Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Teori belajar kognitifisme dan gestalt merupakan upaya utuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar. Pada dasarnya teori kognitifisme sehingga ada varian,gagasa utama ataupun tokoh yang tidak dapat di masukan menjadi teori tersendiri. Yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk di terapkan pada kawasan tertentu. Pemahaman ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

B.  Saran
Guru sebagai pembelajar memiliki kewajiban mencari,menemukan dan di harapkan memecahkan masalah-masalah belajar siswa. Dalam pencarian dan penemuan masalah-masalah tersebut secara profesional guru dapat melakukan langkah-langkah berupa:
           
1.      Pengamatan perilaku belajar dalam kegiatan belajar mengajar
2.      Analisis hasil belajar untuk memberi makna apakah pembelajaran berlangsung sesai yang di rencanakan
3.      Melakukan tes hasil belajar untuk mengukur kemajuan belajar siswa.

Selain dengan langkah-langkah tersebut guru juga bisa dengan menerapkan teori lain seperti teori belajar behaviorisme dan teori belajar kognitivisme. Dengan demikian maka pendidik akanmemiliki cara mengajar yang bervariasi/berbeda sehingga tidak menimbulkan kejenuhan.





DAFTAR PUSTAKA


·         Sagala, Syaiful (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
  • http://tip.psychology.org/wertheim.html
  • http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/teori-teori-belajar/
  • http://www.learningandteaching.info/learning/gestalt.htm







Tidak ada komentar:

Posting Komentar