assalamu'alaikum WR WB . selamat datang di tempat file saya (heri siswanto) disini banyak sekali file-file simpanan saya yang mungkin anda akan berminat dan juga saya mengucapkan banyak terima kasih atas kunjungan anda semoga isi dan lagu yang saya sediakan bisa sedikit menghibur anda di sa'at istirahat atau sambil bekerja file heri: Maret 2014 Naruto Uzumaki Pointing Finger"), auto;}

Minggu, 09 Maret 2014



Dalil Qath’I adalah setiap nash yang mempunyai makna secara pasti dan jelas (tanpa ta’wil), baik ditinjau dari segi asbabul wurud (sebab turunnya), maupun dari segi dalalah (penunjukannya).
Contohnya :
Aqimu al-Sholah perintah shalat           wajib shalat

Sedangkan dalil Zhanny adalah setiap nash yang mempunyai makna tidak pasti (dugaan) yang masih kemungkinan terjadi proses ta’wil (perubahan), baik dari segi wurud (keberadaannya) maupun dalalah (pemahaman dan penunjukkan maknanya).
àM»s)¯=sÜßJø9$#ur šÆóÁ­/uŽtItƒ £`ÎgÅ¡àÿRr'Î/ spsW»n=rO &äÿrãè%
Artinya : “Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru.
 (QS. al-Baqarah : 228)
Padahal lafal quru’ itu dalam bahasa Arab mempunyai dua arti yaitu suci dan haid. Sedangkan nash menunjukkan (memberi arti) bahwa wanita-wanita yang ditalak itu menahan diri (menunggu) tiga kali quru’. Maka ada kemungkinan bahwa yang dimaksudkan, adalah tiga kali suci atau tiga kali haid. Jadi ini berarti tidak pasti dalalahnya atas satu makna dari dua makna tersebut. Oleh karena itu para mujtahidin berselisih pendapat bahwa ‘iddah wanita yang ditalak itu Quru’ dapat diartikan suci atau haid.





Selasa, 04 Maret 2014



MENGAPA TAKUT JADI SANTRI
Santri, istilah yang masyhur untuk orang yang masuk ke pondok pesantren. Banyak orang yang menganggap santri itu gaptek, ketinggalan zaman, dan lain sebagainya. Semua itu nggak benar. Di sini, saya Ahmad Arsyad Al-Faruqy, salah satu dari sekian banyak santri dari Ponpes Manba’ul Hikmah Selogiri ingin menepis semua anggapan buruk tentang santri. Baik yang dibilang gaptek, ketiggalan zaman maupun anggapan miring lain.
“SANTRI GAPTEK”, anggapan itu salah total. Buktinya ? santri dari pondok pesantren yang saya tempati sekarang ini. Di ponpes Manba’ul Hikmah ini, ada sebuah lembaga pendidikan di jenjang SMP yang di beri nama SMP Nawa Kartika. Semua siswa di SMP itu adalah santri dari ponpes Manba’ul Hikmah, namun walaupun semua muridnya adalah santri, tetapi nggak ketinggalan dari SMP yang siswanya buka santri. SMP Nawa Kartika yang semua siswanya adalah santri telah meraih banyak prestasi. Di antaranya, juara 1 MTQ tartil dan tilawah Kabupaten Wonogiri, juara 3 Tenis Meja Kabupaten Wonogiri, dan masih banyak lagi yang nggak bisa saya sebutkan satu persatu. Semua siswa jeblosan SMP pondok ini juga mahir mengoperasikan komputer maupun alat elektronik lain dan masih banyak lagi.
Ada juga santri Ponpes Manba’ul Hikmah yang mengikuti program akselerasi di jenjang SMA di SMA N 2 Wonogiri. Total 3 santri yang mengikuti program tersebut, tetapi sekarang tinggal 2 orang karena yang satu orang telah lulus dan masuk di IPB.
Ada juga santri jebolan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang yang telah membuktikan kepada dunia bahwa santri itu nggak gaptek maupun ketinggalan zaman. Beliau adalah (Alm) KH Abdur Rahman Wahid atau yang terkenal dengan sapaan Gus Dur. Walaupun beliau adalah jebolan pondok pesantren, tetapi beliau dapat membutikan kepada dunia bahwa santri nggak gaptek dengan menjadi salah satu presiden Indonesia.
Zaman sekarang, banyak orang yang nggak mau masuk ke pondok pesantren. Disini pula saya ingin mengajak semua pembaca untuk masuk pesantren. Walaupun masuk pesantren itu jauh dari orang tua, semua serba sendiri, tetapi masuk pesantren itu menyenangkan. Semua pakerjaan dilaksanakan secara bersama-sama. Dari makan, minum, bersih-bersih, dan lain sebagainya.
Kelihatannya memang susah bila masuk pesantren, semua pekerjaan dilakukan secara sendiri, tetapi bila sudah terbiasa maka akan terasa sangat menyanangkan. Di pesantren juga diajarkan bagaimana agar kita banyak sekali ilmu, dari ilmu Al-Qur’an, hadits, dan ilmu sosial lain yang sama dengan pengajaran di sekolah formal. Yang mana ilmu-ilmu tersebut akan sangat bermanfaat bagi kita kelak di masa depan.
Banyak orang tua yang menginginkan anak-anaknya masuk ke pondok pesantren, itu adalah suatu pilihan yang sangat tepat, karena anak yang masuk pesantren akan menjadi orang yang lebih berguna di masa depan. Pada zaman sekarang ini, apabila kita hanya memiliki modal akademis yang hebat tetapi tidak dibalut dengan iman dan taqwa yang kuat pula, maka rusaklah kehidupan kita. Sebagai contoh, Gayus. Dia adalah orang yang secara akademis oarang yang cerdas, tetapi karena kurangnya iman dan taqwa dia menjadi seorang koruptor. Na’udzubillahi min dzalik. Dan di pesantrenlah tempat pembinaan moral yang sangat baik yang akan membina kita membentuk karakter kita dengan karakter yang mencerminkan kuatnya iman dan taqwa. Agar kita kelak menjadi orang yang yang berguna dan tidak menjadi orang yan merugikan untuk orang lain.
Seharusnya kita yang telah ditawari oleh orang tua kita untuk masuk pesantren, kita mengikuti saran mereka. Sebenarnya mereka ingin anak-anaknya menjadi anak yang nggak hanya cerdas dalam akademik, tetapi juga baik dalam akhlak, moral, dan budi pekertinya. Mereka juga ingin anak-anak mereka menjadi anak yan sholeh / sholehah agar selamat hidupnya di dunia dan akhirat.
Jadi, masih takut menjadi santri?